BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 02 Januari 2011

ANALGETIKA ANTIRADANG dan OBAT-OBAT REMA


OBAT SUSUNAN SARAF PUSAT
 

            Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (SSP) yang memperlihatkan efek yang sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP secara spesifik atau secara umum. Beberapa kelompok obat memperlihatkan selektivitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik yang khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu dan pusat nyeri tanpa pengaruh jelas  terhadap pusat lain. Sebaliknya anestetik umum dan hipnotik sedatif dan merupakan penghambat SSP yang beifat umum sehingga takar lajak yang berat selalu disertai koma.
Pembagian obat dalam kelompok yang merangsang dan kelompok yang menghambat SSP tidak tepat, karena psikofarmaka misalnya menghambat fungsi bagian SSP tertentu dan merangsang bagian SSP tetapi tidak dapat memperlihatkan efek perangsangan. Sebaliknya perangsangan SSP dosis besar selalu disertai depresi pasca perangsangan.
A.      ANESTETIK UMUM
Sampai saat ini mekanisme terjadinya anestesia belum jelas meskipun dalam bidang fisiologi SSP dan susunan saraf perifer terdapat kemajuan hebat, maka timbul berbagai teori berdasarkan sifat obat anestetik, misalnya penurunan tranmisi sinaps, penurunan konsumsi oksigen dan penurunan aktifitas listrik SSP. Beberapa teori dibawah ini telah dikemukakan .
1.      Teori koloid
2.      Teori lipid
3.      Teori adsorpsi dan Tegangan Permukaan
4.      Teori biokimia
5.      Teori Neurofisiologi
6.      Teori fisika
Efek samping obat Anestetik Umum
1.      Efek Anestetik Inhalasi
1.      Muntah yang dapat menyebabkan aspirasi bisa terjadi sewaktu induksiatau sesudah operasi
2.      Influran dan halotan menyebabkan depresi miokard yang dose related, sedangkan insoflurandan N2O tidak
3.      Gangguan fungsi hati ringan sering timbul pada penggunaan anestetik inhalasi
4.      Dapat terjadi oliguria reversibel karena menurunnya aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5.      Suhu badan menurun karena vasodilatasi dan penekanan termoregulasi
2.      Efek Anestetik Parenteral
1.      Efek samping derivat barbiturat antara lain kantuk disertai menguap, batuk dan spasme laring
2.      Hipotensi terjadi terutama pada penderita dengan kontraktilitas jantung menurun
3.      Ekstravasasi dapat menimbulkan nekrosis jaringan dan gangren

Macam-macam Obat Anestetik Umum
1.      Anestetik gas
2.      Anestetik yang menguap
3.      Anestetik parenteral

B.     HIPNOTIK – SEDATIF DAN ALKOHOL
Macam – Macam obat Hipnotik-Sedatif dan alkohol
1.      Benzodiazepin
Mekanisme kerja dan tempat kerja pada SSP
Ø      Kerja benzodiazepin terutama merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma – aminobutirat (GABA) sebagai indikator. Pendapat ini ditunjang oleh hasil elektrofisiologik dan perilaku hewan coba yang menunjukkan adanya penghambatan efek benzodiazepin oleh antagonis GABA, seperti bikukulin atau penghambat sintesis GABA misalnya tiosemikarbasid
       Efek samping Benzodiazepin dengan dosis hipnotik pada saat mencapai kadar plasma puncaknya dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut :
1.        Light headedness
2.        Lassitude
3.        Lambat bereaksi
4.        Inkoordinasi motorik
5.        Ataksia
6.        Gangguan fungsi mental dan psikomitor
7.        Gangguan koordinator berpikir
8.        Bingung
9.        Disatria
10.    Amnesia anterograd
11.    Mulut kering dan terasa pahit
Indikasi : Benzodiazepin digunakan untuk mengobati insomnia, ansietas, kaku otot, medikasi preanestesi dan anestesi
Macam-macam Benzodiazepin
1.        Flurazepam
Untuk mengatasi insomnia
Efek Sampingnya pusing, vertigo, ataksia, dan gangguan keseimbangan, terutama pada manula dan penderita yang keadaannya lemah.
2.        Lorazepam
Digunakan dalam medikasi preanestik, karena secara parenteral memperlihatkan amnesia anterograd. Digunakan juga untuk pengobatan status epilepsi, sindroma abstinesia alkohol akut, dan katatonia akibat neuroleptik
Efek sampingnya sedasi 15%, pusing 6,9%, lesu 4,2%, dan ataksia 3,4%. Reaksi ini terjadi pada 50% penderita selama pemberian obat , sebagian lagi biasanya bereaksi terhadap dosis yang lebih rendah. Obat harus digunakan secara hati-hati pada wanita hamil.
3.        Temazepam
Untuk pengobatan insomnia
Efek sampingnya kantuk, pusing, letargi, kebingungan, dan gangguan saluran cerna
4.        Triazolam
Efektif untuk mengobati insomnia sementara, digunakan juga sebagai anestesi premedikasi
Efek sampingnya kantuk, pusing, dan sakit kepala.

C.    BARBITURAT
Barbiturat selama beberapa saat setelah digunakan secara ekstensif sebagai hipnotik dan sedatif
Mekanisme Kerja Pada SSP
Ø         Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis nonanestesi terutama menekan respons pasca sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator.
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazepin, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang berat.
            Efek Samping
1.      Hangover
Gejalaini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir
A.                OBAT – OBAT REMATIK
Arthtritis rheumatica, singkatannya AR atau RA. Rematik atau rema adalah penyakit sendi kronis dan sistemis yang termasuk kelompok gangguan auto imun. Yang bercirikan perubahan-perubahan beradang kronis dari sendi dan membrannya (synovium) dan kemudian dekstrusi tulang rawan dengan perubahan anatomis. Bagian khusus yang dihinggapi rema adalah bagian persendian tangan dan kaki, lutut, bahu dan tengkuk.
Gejalanya yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi tersebut. Nyeri ini paling hebat pada asaat bangun pagi dan umumnya berkurang setelah melakukan aktivitas. Gejala lainnya adalah perasaan lelah dan malaise umum. Kurang lebih 20% dari pasien terdapat benjolan-benjolan kecil dibawah kulit (noduli), terutama dibagian jemari serta pergelangan tangan dan kaki.
                                                

v  PENGOBATAN

1.   NSAIDs (non-steroidal anti-inflamatory drugs)
Sebagai analgetika antiradang yang sangat berguna terhadap gejala rema.
Penggolongan secara kimiawi :
a.   Salisilat
Efek sampingnya sangat berisiko, maka obat ini jarang diginakan pada rema
b.  Asetat : diklofenac, indometasin, dan sulindac (clinoril)
Indometasin termasuk obat yang terkuatdaya antiradangnya
Efek sampingnya lebih sering menyebabkan keluhan pada lambung usus
c.   Propinal : ibuprofen, ketoprofen, flurbiprofen, naproksen, tiaprofenat
d.  Oxicam : piroxicam, tenoxicam, dan meloxicam
e.   Pirazolon : (oksi) fenilbutazon dan azapropazon (prolixan)
f.   Obat lainnya : mefenaminat, nebumeton, benzidamin dan bufexamac (parfenac)
Benzidamin berkhasiat antiradang agak kuat, tetapi kurang efektif pada gangguan rematik
                Efek samping penggunaan NSAIDs                                        
a.    Efek ulcerogen : mual, muntah, nyeri lambung, tukak lambung ususdan perdarahan samar (occult) yang disebabkan perintangan sintesa prostacyclin dan kehilangan daya perlindungan
b.    Gangguan fungsi ginjal : insufisiensi, nefritis interstisiil dan kelainan pada regulasi air dan elektrolit
c.    Agregasi trombosit bersifat reversibel
d.    Reaksi kulit
e.    Bronchokontriksi
f.    Efek sentral : nyeri kepala, pusing, tinnitus, termangu-mangu, sukar tidur
g.    Lain-lain : gangguan fungsi hati, gangguan haid, jarang anemia aplastisikan
h.    Wanita hamil tidak boleh diberikan NSAIDs selama triwulan terakhir
                  
                      
2.   DMARDs (disease-modifying antirheumatic drugs)
Dapat menghentikan atau memperlambat progres kerusakan tulang rawan. Selain itu juga memiliki khasiat anti radang kuat. DMARDs ini juga merupakan toksik bagi darah dan ginjal.
Efek sampingnya bisa sangat hebat, terutama supresi pada sumsum tulang yang dapat menimbulkan kelainan darah yang berbahaya. Maka penggunaannya senantiasa perlu disertai dengan monitoring ketat dari gambaran darah serta fungsi hati dan ginjal.
                                                                                                                     
Macam-macam DMARDs :
a.   Sulfasalazin atau hidroksiklorokuin
Sering kali dianggap sebagai pilihan pertama pada RA yang progresif hebat. Jarang ada efek samping pada penggunaan jangka panjang. Klorokuin juga dapat digunakan, tetapi resiko retinopati lebih besar
b.  Emas (auranofin) dan penilsilamin
Digunakan bila obat-obat sulfasalazin belum berhasil
c.   Imunosupresiva : metotreksat, azatioprin dan siklofosfamida
Sitotastika ini berkhasiat sebagai imunosupresif dan sangat efektif pula. Siklofosfamida diberikan sebagai obat terakhir pada kasus parah (vasculitis) yang mengancam jiwa
d.  TNF-alfa-blockers
Baru digunakan sebagai tindakan terakhir bila obat-obat lain tidak ampuh lagi
3.   KORTIKOSTEROIDA
Melalui intra-artikuler kortikosteroida digunakan pada keadaan kaku dan nyeri hebat di sendi.

4.   Obat-obat Alternatif : vitamin C, vitamin E, EPA / DHA, bromelain dan papain
Vitamin C berguna untuk menghambat peradangan dan menginaktifkan radikal bebas (nyeri berkurang)
EPA / DHA berguna untuk menghambat sintesa PgE2
Obat – obat ini dapat diminum sebagai tambahan (food suplemen) pada terapi regular
                                                                
*   ZAT-ZAT TERSENDIRI

A. ANALGETIKA ANTIRADANG (NSAID)
a.   Asam mefenaminat : mefenamic acid, Menin, Ponstan
Obat ini banyak digunakan sebagai obat antinyeri dan anti rema, walaupun dapat menimbukan gangguan lambung-usus, terutama dispepsia dan diare pada orang-orang yang sensitif. Tidak dianjurkan untuk anak-anak

b.  Celecoxib (Celebrex)
Menghambat selektif COX2
Berhubung dengan efek jantung berbahaya dari senyawa coxib lainnya, maka obat hendaknya digunakan dengan dosis serendah mungkin untuk jangka waktu singkat

*Rofecoxib (Vioxx)
Berkhasiat COX-2-blocker selektif dengan BA 93%, PP 85% dan masa paruh k.l.17 jam
Efeknya pada artrose nampak setelah k.l.1 minggu dan bisa menyebabkan infrak jantung fatal.

*Etoricoxib (Arcoxia)
Khasiatnya sama dengan celecoxib dan dapat digunakan pula pada encok akut
Efek sampingnya yang khas dari obat ini adalah meningkatkan tekanan darah
c.   Diklofenac : voltaren, cataflam, arthrotec
Sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok. Secara pariental sangat efektif untuk menanggulangi nyeri kolik hebat (kandung kemih dan kandung empedu)
Efek analgetisnya timbul setelah 1 jam, secara rektal dan intramuskuler lebih cepat

d.  Fenilbutazon : Butazolidin, Irgapan, Pehazon, New seklan
Berkhasiat sebagai antiradang yang lebih kuat daripada kerja analgetisnya
Efek smpingnya berbagai macam dan terjadi pada rata-rata 30% dari pasien dan tidak tergantung dari dosis. Yang terpenting adalah supresi sum-sum tulang hebat dengan agranulositosis, anemia aplastis (dengan angka kematian tinggi), leukopenia dan kelainan darah lainnya.

*Oksifenilbutazon (Sponderil, Tanderil)
Tidak berdaya pada urikosuris

e.   Ibuprofen : Brufen, Arthrofen
Paling banyak digunakan dan memiliki efek samping yang ringan

*Ketoprofen (Profenid, Orudis, Oscorel)
Adalah derivat benzoil yang sedikit lebih kuat khasiatnya. Efek sampingnya lebih sering terjadi.

*Asam tiaprofenat (surgam)
Adalah derivat thienil (sebagai ganti fenil) dari asam propionat dengan khasiat analgetis dan antiradang kuat. Gangguan saluran kemih dan cystitis lebih sering terjadi, maka terapi harus segera dihentikan bila timbul keluhan

f.   Indometasin : Confortid, Indocid
Derivat indolilasetat ini berkhasiat amat kuat, dapat disamakan dengan diklofenac, tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan perdarahan occult

*Sulindac (Clinoril)
Adalah juga derivat indolilasetat dengan daya antiradang lebih lemah, tetapi efek sampingnya juga kurang hebat, khususnya kurang bersifat nefrotoksis

g.   Naproksen (Naxen, Naprosyn)
Derivat 6 metoksi 2 naftil dari propionat ini berdaya analgetis dan antiradangbaik, maka sering digunakan pada berbagai keadaan nyeri, juga untuk mengatasi serangan encok akut

*Nabumeton (Goflex, Mebutan)
Juga derivat 6 metoksi 2 naftil dengan rumus mirip naproksen tetapi tidak bersifat asam. Produk ini memiliki khasiat antiradang lemah yang agak selektif, artinya lebih kuat menghambat COX-2 daripada COX-1
Efek sampingnya terhadap lambung lebih ringan


h.  Piroxicam (Feldene, Brexine)
Derivat benzothiazin ini berkhasiat analgetis, antipiretis, antiradang kuat dan bekerja lama. Digunakan juga untuk nyeri haid dan serangan encok

*Tenoxicam (Tilcotil)
Derivat oxicam dengan khasiat dan sifat yang mirip piroxicam

*Meloxicam (Movi-Cox)
Derivat oxicam yang agak selektif menghambat COX-2 lebih kuat daripada COX-1, sehingga kurang merangsang mukosa lambung


B.  OBAT-OBAT BUKAN NSAID

a.   Benzidamin : Tantum
Struktur derivat imidazol ini mirip rumus indometasin, tetapi kerja antiradangnya berlainan dari analgetika antiflogistis dan kortikosteroida. Obat ini tidak digunakan sebagai obat rema, melainkan terhadap peradangan dan pembengkakan sesudah pembedahan dan trauma, misalnya pada luka akibat olah raga (jatuh,keseleo,dsb), juga sebagai obat kumur pada radang mulut dan tenggorokan
Efek sampingnya agak ringan dan berupa gangguan lambung usus, kadang kala juga penglihatan ganda, tachycardia dan debar jantung. Pada pengguanaan lokal dapat terjadi iritasi
                                                                       
*Glucosamin-sulfat (GS)
Zat alamiah yang terdapat dalam tubuh dan berbagai bahan makanan, khususnya daging hewan. Struktur kimianya terdiri dari glukosa dan glutamin yang sangat penting bagi pemeliharaan keseimbangan dari susunan tulang rawan. Hal ini dicapai antara lain dengan stimulasi pembentukkan proteoglycan baru dan dengan demikian mencegah penyusutan tulang rawan. Selain itu obat ini berguna untuk menghilangkan rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi yang sudah di hinggapi artrose

*Chondroitin sulfat (CS)
Bersifat menarik air dan juga menstimulir produksi proteoglycan, GAG dan kolagen, juga mendorong proteoglycan untuk mengikat air yang perlu bagi kelenturan sendi. CS juga berperan sebagai inaktivasi dari enzim-enzim tertentu yang merombak tulang rawan.

b.  Miprosotol : Cytotec, *Arthrotec
Ester metil ini dari prostaglandin E1 berkhasiat menghambat produksi asam lambung dan melindungi mukosa. Obat ini juga digunakan untuk terminasi kehamilan pada kasus-kasus tertentu
Efek sampingnya berupa diare dan gangguan lambung usus lain (mual, disepsi, nyeri perut, flatulensi), sakit kepala, pusing, dysmenorrea dan perdarahan

c.   Metilsulfonilmetan : MSM 32
MSM adalah senyawa sulfur alamiah yang terdapat dalam semua organisme hidup, misalnya daging, susu hewan, sayur mayur, dan buah-buah segar. MSM adalah sumber sulfur terpenting bagi manusia untuk pembentukan tulang rawan, keratin dan beberapa asam amino esensial. Digunakan kedokteran alternatif terutama sebagai zat antinyeri dan antiradang pada rema dan artrosis sebagai penghalau nyeri berkat dayanya untuk menghambat degenerasi dan memelihara tulang rawan dan kelenturan sendi

C. DMARDs (OBAT-OBAT SLOW ACTING)       
a.   Auranofin : Ridaura
Senyawa glukosa ini berkhasiat antiradang dan imunosupresif, juga menghambat produksi faktor rema (IgM).
Efek sampingnya sering terjadi dan bersifat hebat, yang mengakibatkan gagalnya terapi, terutama pada sediaan i.m. Sangat berbahaya karena tak jarang menimbulkan kematian yang disebabkan oleh aplasia sumsum tulang dengan kelainan darah dan gangguan ginjal. Disamping itu juga timbul gangguan lambung usus, reaksi kulit, pruritus, stomatitis, dan conjunctivitis.

b.  Klorokuin (F.I) : Resochin, Nivaquin
Selain pada rema, derivat 4 aminokuinolin ini digunakan pula pada malaria (serangan dan profilaksis), amebiasis hati dan S.L.E.
Efek samping pada terapi lama berupa gangguan lambung usus, reaksi kulit, sakit kepala, dan pusing. Yang lebih serius adalah penglihatan menjadi buram akibat adanya endapan di kornea (reversibel), juga retinopati akibat pergeseran pigmen yang dapat mengakibatkan kebutaan, ketulian ireversibeldan kelainan darah. Oleh karena itu kondisi mata dan gambaran darah harus selalu diawasi secara teratur. Overdose dapat mengakibatkan konvulsi, penghentian pernafasan dan jantung.